Wednesday, July 27, 2011

5 Group Nasyid Terbaik


Kali ini gw bakal ngisahin sedikit tentang group-group nasyid terbaik yg pernah ada, tentu saja versi gw, hehe. Nih dia:

1. Saujana
Group nasyid dari Malaysia ini didiriin sekitar tahun 1997. Dulunya group ini ada 5 orang, yaitu Idzu, Aza, Kimi, Ley, sama Pyan. Tapi habis itu tahun 2007-an, Idzu, Ley, sama Kimi keluar dari group karena ada tuntutan karir lain (Sayang, padahal gw demen banget sama suaranya Idzu. Sampai detik ini, gw masih nganggap Idzu adalah penyanyi nasyid dengan suara paling enak yg pernah ada, dan dialah yg bikin gw suka sama group nasyid ini). Mereka lalu digantiin sama Najer dan Shahir. Saujana dah pernah ngeluarin 7 album, yg terbaru adalah ‘Nota Cinta’. Album yg paling gw suka adalah ‘Kembara Cinta’ yg dikeluarin tahun 2000, dan lagu favorit gw adalah ‘Sekeping Hati’ dan ‘Cinta dan Benci’.

2. Raihan
Ini nih, group nasyid yg hampir semua lagunya enak-enak, nyaris gak ada yg gak enak. Group ini asalnya juga dari negeri jiran, Malaysia. Debutnya tahun 1996, dengan judul album ‘Puji-Pujian’. Formasi pertamanya adalah Nazrey Johani (vokal utama), Azari Ahmad (alm.), Che Amran, Abu Bakar, dan Amran Ibrahim. Sampai sekarang Raihan dah ngeluarin sekitar 11 album, dan single-nya dah gak kehitung. Album yg boleh dibilang paling sukses ada ‘Demi Masa’, ‘Syukur’, dan ‘Senyum’, yang kesemuanya pernah dapetin penghargaan. Raihan juga dah berapa kali bikin konser Internasional ke berbagai negara, kayak Inggris, Afsel, Kanada, Russia, Prancis, bahkan A.S. Hampir semua lagunya gw suka, jadi gw bingung kalau harus milih mana yg paling favorit. Tahun 2001, Azari Ahmad wafat karena serangan jantung. Gak lama setelah album ‘Allahu’, Nazrey Johani juga resign, dan sekarang posisinya digantiin sama Zulfadli.

3. Fatih
Mungkin agak ‘rasis’, gw suka group ini soalnya sama-sama dari Jogja, satu angkatan, dan kenal sama beberapa personilnya, hehe. Formasinya sekarang ada Arif, Diky, Syahrial, Martha, dan Muhlis. Awalnya pas mereka SMA, Fatih ikutan lomba di Fakultas Ekonomi UII dan jadi juara 1. Sejak itulah mereka makin aktif. Tahun 2004, Fatih ikutan FNI (Festival Nasyid Indonesia) dan akhir tahun 2010 lalu mereka nimbrung di ajang Suara Indonesia trans tv. Selain itu Fatih dah ngeluarin sekitar dua album. Lagu andalannya antara lain ‘Anyta’, ‘Coba Kubuka’, dan terakhir ‘Nasyid Memang Asyik’. Kalau gw paling suka lagu ‘Dzikir Adalah’, soalnya dangdut banget.

4. Snada
Nama group ini dikasih sama kyai kondang tahun 1990-an, KH.Toto Tasmara. Seperti juga Fatih, group ini konsisten sama konsep acapella-nya. Awalnya anggota mereka cuma tiga orang : Iid, Ewink, Lukman. Waktu itu, tahun 1991, mereka bikin gebrakan karena jadi nasyid pertama yang teknik nyanyinya membagi suara, sambil berdiri dan menghadap penonton. Mereka kemudian kedatangan 3 anggota lagi : Isa, Aal, Iqbal. Tahun 1995, Isa keluar dan digantiin sama Ikhsan dan Kang Teddy. Album mereka yang paling sukses yaitu ‘Neo Shalawat’ yang booming awal tahun 2000-an.

5. Edcoustic
Group ini cuma terdiri dari 2 orang (duo) : Aden (vokal) dan Eggie (gitaris). Group ini didiriin tahun 2002, dan album perdananya rilis tahun 2004 dengan judulnya ‘Masa Muda’. Album pertamanya ini berhasil terjual sampai 20.000 keping dan jadi rekor sendiri buat sebuah group indie kayak mereka. Padahal konon awalnya mereka terbentuk secara dadakan dan cuma iseng buat ikutan sebuah festival nasyid di Bandung tahun 2002-an itu. Banyak yang bilang, mereka sukses soalnya punya karakter vokal yang khas, formasi duo yang unik, dan juga musik yang tematik dan easy listening. Sampai detik waktu gw nulis ini, Edcoustic dah ngeluarin dua album dan satu album repackage. Lagu mereka yg lumayan ngetop antara lain ‘Muhasabah Cinta’, ‘Masa Muda’, ‘Kamisama’ (lagu bahasa Jepang), dan ‘Jalan Masih Panjang’. Lagu favorti gw adalah ‘Menjadi Diriku’, soalnya gw banget alias bisa buat curcol.

Tuesday, July 26, 2011

Batas Antara Minder dan Sombong


Aku mengakuinya, kalau aku mungkin memiliki penyakit minder yang kronis. Sewaktu-waktu perasaan rendah diri bisa datang, ketika ada teman dekatku yang meraih prestasi, atau ketika wanita yang aku sukai ternyata menyukai seorang pria lain yang kompeten. ‘Penyakit’ ini selama bertahun-tahun membuatku tidak pernah berani mendekati wanita, karena aku sudah memiliki keyakinan akan ditolak. Mana ada perempuan yang mau punya suami yang lemah dan tidak dewasa seperti aku, yang bahkan tidak memiliki sesuatu pun yang bisa dibanggakan? Berapa tahun belakangan, aku langsung memutuskan mundur, sebelum mencoba mendekati perempuan yang aku sukai. Bahkan aku jadi tidak pernah bisa mendekati seorang perempuan pun-hingga akibatnya, aku kehilangan seorang wanita yang paling aku cintai. Tepatkah pemikiran seperti itu?

Setiap kali aku minder kepada seorang wanita, aku selalu langsung berpikir untuk tidak menyukainya. Tapi kemudian kadang aku balik bertanya kepada diriku sendiri, “Bagaimana kalau ada seorang wanita yang tidak menarik dan tidak shalehah yang ternyata menyukaimu, apakah kamu mau?” Jawabanku : “Tidak!” Lho? Bukankah aku ini minder? Bukankah aku takut tidak ada wanita yang menyukaiku? Lha terus, kenapa aku menolak wanita yang bagiku tidak memenuhi kriteria? Ya, kriteria. Kalau aku memang minder, kenapa aku masih menetapkan suatu kriteria bagi seorang calon istri? Tidakkah itu sebuah paradoks?

Hal ini menjadikan pertanyaan besar : Apakah aku masih pantas menyebut diriku ini minder ? Bahkan para artis pujaan banyak pria seperti Luna Maya, Revalina S.Temat, hingga Nikita Willy pun kalau seandainya mereka mau padaku –walaupun cuma mimpi sepertinya- , mereka akan aku tolak ! Kenapa? Karena mereka tidak memenuhi kriteria utamaku. Jadi, bukankah aku ini sebenarnya malah sombong? Jadi, sebenarnya aku ini minder atau sombong?

Oke, ada analogi seperti ini : Ada seorang lelaki lulusan SMP, yang dia selalu menyombongkan diri dan pamer di hadapan orang-orang lulusan SD atau yang putus sekolah. Tapi, ketika dia bertemu lulusan SMA, apalagi sarjana, maka dia jadi sangat pemalu bahkan untuk berbicara. Hmm...mungkin kondisiku mirip seperti orang itu. Itulah manusia. Dan aku juga masih tergolong manusia (semoga). Batas antara minder dan sombong pada diri manusia itu sangat tipis. Itu karena kita selalu membandingkan diri antara satu dengan yang lain dengan parameter tertentu. Kalau dengan yang lebih tinggi, kita cenderung minder dan rendah diri. Dengan yang lebih rendah, kita cenderung sombong dan takabur.

Tak heran jika Allah lebih Menyukai kita bersikap proporsional. Kita mungkin sudah terlalu sering mendengar ceramah ini : Dalam hal duniawi, lebih baik melihat ke bawah agar kita bersyukur; sebaliknya dalam hal akhirat, lebih baik melihat ke atas agar termotivasi untuk memperbaiki diri. Sudah sering, tapi kita jarang atau bahkan lupa mengamalakannya. Semua sumbernya adalah self evaluation (evaluasi diri) yang tepat. Kesalahan self evaluation terjadi apabila kita menjadikan orang lain sebagai patokan bagi self esteem (harga diri) kita, bukan sebagai patokan untuk bersyukur atau memperbaiki diri. Masalah jodoh ? Sudah saya bahas lebih jauh dalam tulisan ‘Cinta Tak Mengenal Kompetensi’ (tapi di blog saya yg satunya ya..hehe).

Asal Allah Senang


‘ABS’ alias ‘Asal Bapak Senang’. Ungkapan ini umum sekali kita dengar di Indonesia, khususnya dalam hubungan antara atasan dengan bawahan dalam sebuah perusahaan atau instansi. ‘Asal bapak senang’ adalah semacam peribahasa yang menggambarkan bagaimana seringkali seorang bawahan melakukan apapun, asalkan dapat membuat boss-nya senang, mulai dari berusaha bekerja dengan performa yang bagus, sampai dengan upaya menjilat. Tentunya dengan harapan, boss-nya akan senang dan dia akan memperoleh keuntungan dari situ.

Upaya menyenangkan atasan ini mendorong orang akan melakukan segalanya, bahkan bisa juga sampai menyingkirkan rekan atau temannya. Naudzubillah min zalik. Ungkapan ‘asal bapak senang’ ini juga bisa dilakukan dalam konteks seseorang yang ingin menarik hati calon ataupun yang sudah jadi mertuanya. Pada umumnya, ungkapan ini memang ditujukan untuk orang-orang yang istilahnya ‘mencari muka’.
Saya kadang, atau malah sering berpikir, kalau memang kita ingin berupaya menarik hati orang lain yang punya power, untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, kenapa tidak sekalian saja ‘menjilat’ yang bisa memberikan kita keuntungan lebih daripada yang bisa diberikan seluruh orang di dunia ini. Ya, kenapa kita tidak mencoba ‘mencari muka’ pada Tuhan?

Seseorang yang sudah terlanjur suka pada kita, akan melakukan apa saja bagi kita dan menuruti semua keinginan kita. Bukankah begitu yang dipikirkan seseorang yang ‘menjilat’ orang lain? Jadi, bayangkan bagaimana jadinya kalau Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa itu yang terlanjur suka pada kita. Allah sudah menjanjikan kepada hamba-Nya, bahwa Dia akan senantiasa mengabulkan setiap permintaan manusia. “...Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..” begitu yang difirmankan Allah dalam surat Al Mu’min ayat 60. Janji itu ditujukan kepada seluruh hambaNya tanpa terkecuali. Lalu bagaimana kalau hamba itu adalah yang Dia Sukai?

Belum lagi ditambah sifat-sifatNya Yang Menguasai dan Memiliki seluruh alam ini (Al Malik), dan juga sekaligus Maha Pemberi (Ar Razaaq). Allah juga tidak bisa dibohongi, karena Dia Maha Mengetahui (Al Aliim). Kalau boss atau mertua kita bisa marah dan tidak akan memaafkan kita kalau-kalau kita salah (baik sengaja ataupun tidak), maka Allah Maha Pengampun (Al Ghafuur) sebesar apapun kesalahan kita. Kalau boss atau mertua kita dalam memberi sesuatu mungkin masih mengharapkan balasannya dari kita, Allah tidak demikian. Bahkan, bila 1 yang kita berikan, Allah bisa Membalasnya dengan 10 kali lipat bahkan lebih, sebagaimana dalam banyak kisah di zaman Rasul. Jadi, mau ‘menjilat’ ke manakah kita?