Thursday, August 25, 2011

If Tomorrow Never Comes



Para pembaca sekalian tentu pernah mendengarkan atau setidaknya mengetahui lagu ‘If Tomorrow Never Comes’ yang dipopulerkan oleh penyanyi Ronan Keating pada sekitar tahun 2002. Menurut saya, ini adalah salah satu lagu barat dengan esensi paling ‘Islami’ yang pernah saya dengar.

‘If tomorrow never comes’. Atau ‘jika esok tidak pernah ada’. Dalam Al Qur’an Nur Karim, Allah SWT berfirman dalam surat Al A’raaf ayat (34) : “tiap-tiap umat memiliki batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) memajukannya.” Ayat ini menekankan bahwa Allah telah menentukan jadwal kematian bagi masing-masing diri kita, dan kita tidak dapat mengubahnya sedikit pun. Di sisi lain, kematian itu sendiri adalah sebuah misteri. Kita tidak akan pernah kapan, di mana, dan dalam keadaan seperti apa kita akan ‘dipanggil’ oleh-Nya.

‘If tomorrow never comes’. Rasulullah SAW berpesan, “....beribadah dan berdoalah untuk akhiratmu, seakan-akan kamu akan mati esok,” (HR.Tirmidzi). 'Seakan-akan', karena kita tidak pernah tahu apakah besok kita masih ada di dunia atau tidak. Saat ini Anda tengah membaca tulisan ini. Itu berarti anda saat ini masih hidup. Dan itu juga berarti anda masih diberi kesempatan. Untuk apa? Banyak. Untuk melakukan taubatan nasuha, kemudian memperbaiki diri. Terlambat? Anda masih hidup kan? Itu artinya SAMA SEKALI belum terlambat! Sesungguhnya Allah sangat senang menerima taubat kita, melebihi gembiranya seseorang yang berada di tengah padang pasir yang luas dan panas dan menemukan untanya yang sebelumnya hilang entah ke mana (HR.Bukhari).

Kesempatan hidup ini bukan hanya untuk bertobat ataupun kemudian memperbaiki ibadah kita, atau dengan kata lain memperbaiki hubungan kita dengan Allah (hablumminallah). Lagu ‘If tomorrow never comes’ ini sendiri berisikan mengenai seorang pria yang khawatir besok dia sudah tiada. Maka dari itu, dia ingin segera mengungkapkan perasaannya kepada seorang wanita yang dicintainya. “So tell to someone that you love, just what you’re thinking of, if tomorrow never comes..” begitu kira-kira penggalan liriknya.
Rasulullah pernah bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaknya memberitahukan bahwa ia mencintainya,” (HR.Abu Daud dan Tirmidzi). Sebelum kita telah kehabisan waktu dan menyesal, akan sangat indah bila segera menyampaikan rasa cinta kita kepada orang-orang yang kita cintai. Membahagiakan dan berbuat baik kepada mereka. Makin indah bila kita dapat minta maaf kepada orang-orang yang mungkin pernah kita sakiti. Juga, memberi maaf kepada orang-orang yang kita anggap pernah bersalah kepada kita, atau perbuatannya kita anggap tidak berkenan.

Saya sendiri? Sekali lagi, kematian adalah misteri. Saat anda membaca tulisan ini, apakah saya masih hidup atau tidak, mana kita tahu. Tapi selagi kesempatan itu masih ada, saya berharap Allah Azza wa Jalla Membantu saya mengerjakan hal-hal di atas. Amiin.

Friday, August 12, 2011

Habis Bencana, Terbitlah Prestasi



Persiba Bantul menjuarai kompetisi sepakbola divisi utama Liga Indonesia tahun 2011 setelah mengalahkan Persiraja Banda Aceh di partai puncak. Padahal keduanya sebelumnya kurang begitu diperhitungkan. Semen Padang yang merupakan tim kelas menengah yang baru promosi membuat kejutan di Liga Super Indonesia (ISL) 2011 dengan menempati peringkat lima besar, bahkan hampir juara. Jika anda jeli, ada satu kesamaan di antara ketiga tim yang saya sebutkan di atas. Ya, ketiganya berasal dari daerah yang belum lama terkena musibah bencana alam yang besar.

Bantul terkena gempa bumi sebesar 5,6 skala richter pada tanggal 27 Mei 2006 dengan dampak kerusakan yang luar biasa, hingga menelan korban jiwa sebanyak hampir 5000 jiwa dan menghancurkan ribuan bangunan. Provinsinya, DIY, juga baru saja akhir tahun lalu terkena musibah gunung Merapi. Sementara Aceh pada Desember 2004 lalu terkena musibah tsunami yang dahsyat. Sedangkan Padang, pada akhir tahun 2009 terkena gempa bumi besar disertai tsunami kecil yang menewaskan lebih dari 500 orang.

Musim 2010-2011 ini memang boleh menjadi milik mereka. Tapi perjuangan untuk ke situ pasca bencana tak mudah. Persiba Bantul harus gagal di babak 8 besar selama dua musim berturut-turut sebelum akhirnya sukses mencapai target mereka tahun ini. Persiraja telah absen cukup lama dari kasta tertinggi sepakbola Indonesia selama bertahun-tahun. Bahkan mereka hampir tidak ikut kompetisi karena masalah keuangan. Begitu pula dengan Semen Padang.

Apa yang dilakukan oleh ketiga klub sepakbola ini membuktikan, bahwa sebuah bencana bukanlah akhir dari segalanya. Kita mampu bangkit dan bahkan menjadi lebih hebat dari sebelum bencana, asalkan kita memang ‘mau’. Tidak sekedar berpangku tangan kemudian terus mengandalkan mengemis serta selalu mengharap belas kasihan dari orang lain. Selain 3 tim tadi, timnas putri Jepang juga baru-baru ini sukses menjuarai Piala Dunia Wanita 2011. Padahal baru 5 bulan yang lalu mereka terkena musibah gempa dan tsunami dahsyat. Perdana Menteri Jepang dan seluruh rakyatnya pun menyambut kepulangan tim ini ke tanah airnya bak pahlawan dan simbol kebangkitan Jepang.

Kita semua tahu, Jepang adalah negara yang memiliki semangat serta etos kerja tinggi. Tapi ternyata kita pun tak kalah dari mereka, bila kita, sekali lagi, memang ‘mau’ untuk bangkit dari setiap keterpurukan yang ada. Tidak harus dalam skala besar seperti negara ataupun sebuah tim sepakbola kabupaten. Kita bisa memulainya dari diri kita sendiri.